All posts by gokimfamily09

Love SNJU

LET’S BREAK UP [9]

LBU2

Author : Go-Kim Family

Cast :

  • Kim Taeyeon
  • Hwang Tiffany
  • Nichkhun
  • Juhyun (Seo Ju Hyun)
  • Kwon Yuri
  • Jung Jessica
  • Choi Sooyoung

Rating : PG-16

Length : Series

Disclaimer:

Bring my story of my imagination on this wordpress. Please enjoy for this fanfiction. Leave a comment. So i can appraise my writing ability. The plot is mine. Don’t bashing or make something that can hurt my bias and me.

Copyright. ©go-kimfamily09 . All right reserved

Happy reading guys! ^.^

.

.

.

“diantara semua cinta yang baik, kau harus memilih mana yang lebih baik dari yang terbaik.”

 

“Nichkhun….”

“……….”

“Ayo kita putus.”

Mata Taeyeon melebar.

“Itu yang aku katakan padanya….”

“……..”

“Beberapa hari lalu.” Taeyeon masih terdiam, otaknya masih belum Continue reading LET’S BREAK UP [9]

LET’S BREAK UP [8]

LBU2

Author : Go-Kim Family

Cast :

  • Kim Taeyeon
  • Hwang Tiffany
  • Nichkhun
  • Juhyun (Seo Ju Hyun)
  • Kwon Yuri
  • Jung Jessica
  • Choi Sooyoung

Rating : PG-16

Length : Series

Disclaimer:

Bring my story of my imagination on this wordpress. Please enjoy for this fanfiction. Leave a comment. So i can appraise my writing ability. The plot is mine. Don’t bashing or make something that can hurt my bias and me.

Copyright. ©go-kimfamily09 . All right reserved

Happy reading guys! ^.^

.

.

.

“diantara semua cinta yang baik, kau harus memilih mana yang lebih baik dari yang terbaik.”

 

“Gila.” Hanya itu respon yang Sooyoung berikan atas pernyataan yang baru saja keluar dari bibir Taeyeon. Sambil menggeleng pelan dia mulai membuka bukunya. “Kepalamu harus diperiksa, kau tau.”

“Aku tahu ini gila, tapi aku serius. Mungkin aku lebih baik fokus pada karirku dulu.” Bohong Taeyeon.

Sembari menengok keluar jendela, Taeyeon berusaha mengingat kenangan antara dirinya dan Tiffany jauh sebelum ia pergi meninggalkan gadis itu untuk ikut audisi. Ketika mereka masih sempat berbagi kehangatan dikala dingin yang hanya sebatas sentuhan kecil yang terasa sangat menakjubkan.

“Ini tidak masuk akal. Kau bahkan belum ada sebulan disini.” Sooyoung menggunakan jarinya untuk menghitung. “Kalau tahu jadi begini, kau tidak perlu masuk Jaeguk. Aku tahu seberapa mahal kau harus membayar untuk masuk ke sini.”

“Makanya aku menyesal.” Taeyeon menoleh pada Sooyoung. “Hah~ Kau tidak tahu seberapa menderitanya aku disini.” Ucapnya sambil menutup mata. Taeyeon tidak menyebutkan bahwa Continue reading LET’S BREAK UP [8]

[DRABBLE] CHRISTMAST STORY

461836_1925604957967_1777464747_925986_186332713_o

Author : Go-Kim Family

Cast :

  • Kim Taeyeon
  • Hwang Tiffany

Rating : PG-16

Length : Drable

Disclaimer:

Bring my story of my imagination on this wordpress. Please enjoy for this fanfiction. Leave a comment. So i can appraise my writing ability. The plot is mine. Don’t bashing or make something that can hurt my bias and me.

Copyright. ©go-kimfamily09 . All right reserved

Happy reading guys! ^.^

.

.

.

Salju pertama turun pagi ini. Kau bisa melihatku dengan syal merah duduk pada salah satu kursi di dekat air mancur sambil memandangi anak-anak yang tadinya sedang asik bermain kini begitu bersemangat menangkapi butir-butir salju dengan tangan mungil mereka. Sekarang aku menengadahkan tangan readmore…>

LET’S BREAK UP [7]

LBU2

Author : Go-Kim Family

Cast :

  • Kim Taeyeon
  • Hwang Tiffany
  • Nichkhun
  • Juhyun (Seo Ju Hyun)
  • Kwon Yuri
  • Jung Jessica
  • Choi Sooyoung

Rating : PG-16

Length : Series

Disclaimer:

Bring my story of my imagination on this wordpress. Please enjoy for this fanfiction. Leave a comment. So i can appraise my writing ability. The plot is mine. Don’t bashing or make something that can hurt my bias and me.

Copyright. ©go-kimfamily09 . All right reserved

Happy reading guys! ^.^

.

.

.

“diantara semua cinta yang baik, kau harus memilih mana yang lebih baik dari yang terbaik.”

 

Langit berwarna ungu kehitaman menandakan malam, tanpa awan hanya ada bulan, langit tampak sangat luas. Taeyeon menumpu sikunya pada senderan kayu di balkon apartemen Tiffany. Memegang segelas teh hangat untuk sesekali membanjiri tubuhnya dengan hawa panas.

Adrenalin dalam darahnya masih terpacu. Jika saja sekarang dia sendirian, Taeyeon pasti sudah berteriak karena berhasil kembali pada Tiffany. Merasakan tubuh mungil Tiffany kembali bisa ia dekap, membuatnya gila dan bergairah.

Pada bagian lain, dia jadi begitu jahat. Nichkhun seharusnya mendapatkan hadiah karena telah menjaga Tiffany. Namun ia tahu, Continue reading LET’S BREAK UP [7]

[DRABBLE] DECISION

tumblr_nc6fwfyVb51rrlbpeo1_500

Author : Go-Kim Family

Main Cast :

  • Jung Jessica
  • Kwon Yuri

Rating : PG-15

Length : Drabble

Disclaimer:

Bring my story of my imagination on this wordpress. Please enjoy for this fanfiction. Leave a comment. So i can appraise my writing ability. The plot is mine. Don’t bashing or make something that can hurt my bias and me.

Happy Reading Guys ^-^

.

“pesanan selanjutnya..”

“tolong, satu coffe latte..

 

 

Tiga tahun lalu, tepatnya dua ribu empat belas. Saat dimana masalah datang, ketika readmore…>

[DRABBLE] WHO IS KWON?

Tips-Memilih-Cincin-Kawin

Thank for bhmpics

Author : Go-Kim Family

Main Cast :

  • Jung Jessica
  • Kwon Yuri

Rating : PG-15

Length : Drabble

Disclaimer:

Bring my story of my imagination on this wordpress. Please enjoy for this fanfiction. Leave a comment. So i can appraise my writing ability. The plot is mine. Don’t bashing or make something that can hurt my bias and me.

.

Happy Reading Guys ^-^

.

YA! Kau mau kemana Kwon?!” Teriak Sooyoung dari dalam van.

Hari ini adalah hari terakhir mereka untuk kembali ke Seoul setelah menyelesaikan tur lima kota besar di China. Akibat konser panjang, mereka bertujuh cukup lelah untuk dikejutkan dengan hal-hal mendadak seperti Kwon Yuri yang tiba-tiba melompat keluar dari van disusul oleh Sooyoung yang menjerit histeris karena tak bisa mencegah Yuri kabur. Dia terlalu sibuk mengurusi perut. readmore…>

[DRABBLE] WAITING

Author : Go-Kim Family

Cast :

  • Kim Taeyeon
  • Hwang Tiffany

Rating : PG-16

Length : Drabble

Disclaimer:

Bring my story of my imagination on this wordpress. Please enjoy for this fanfiction. Leave a comment. So i can appraise my writing ability. The plot is mine. Don’t bashing or make something that can hurt my bias and me.

Copyright. ©go-kimfamily09 . All right reserved

Happy reading guys! ^.^

.

.

.

 

Maybe we need just a little more time

Time that can heal what’s been on your mind

We can find what we’ve lost before it all slips away

We need time to mend from the mistakes i’ve made

 

Tiffany tertawa puas mendengar ucapan Taeyeon, dia mencengkram kuat tangannya sendiri hingga memerah. Tawa kering itu perlahan menghilang dan segera tergantikan oleh tatapan tajam yang rapuh. “kembali padamu?” Tiffany berdecih sembari memalingkan wajah dari Taeyeon.

“tatap aku, Ppany-ah.” Perintah Taeyeon lembut dan berniat meraih tangan Tiffany di atas meja. Namun apa daya gadis itu cepat menarik tangan, lebih memilih menerima hangat dari secangkir coklat daripada tangan Taeyeon. Tiffany menyesap coklat panasnya.

“Ppany-ah—”

“tidak Kim Taeyeon.” Tiffany meletakkan cangkir. “aku tidak bisa.” Lanjutnya dengan wajah datar.

“tapi apa masalahnya?”

“masalahnya kau telah membuangku.” Taeyeon menelan perih di tenggorokannya. “caramu yang halus itu membuatku merasa sangat sakit.” Masih dengan ekspresi yang sama Tiffany mengatakannya.

“aku bisa menjelaskannya.” Seru Taeyeon.

“apa lagi yang harus dijelaskan?!” Potong Tiffany. “kau tidur dengan seseorang yang seharusnya jadi adikmu. Dan sekarang kau pikir aku bisa menyingkirkan kenyataan itu?!” Tiffany meledak, matanya memerah karena marah. Ia pikir sebentar lagi readmore…>

LET’S BREAK UP [6]

Let's Break Up 2
Let’s Break Up 2

Author : Go-Kim Family

Cast :

  • Kim Taeyeon
  • Hwang Tiffany
  • Nichkhun
  • Juhyun (Seo Ju Hyun)
  • Kwon Yuri
  • Jung Jessica
  • Choi Sooyoung

Rating : PG-16

Length : Series

Disclaimer:

Bring my story of my imagination on this wordpress. Please enjoy for this fanfiction. Leave a comment. So i can appraise my writing ability. The plot is mine. Don’t bashing or make something that can hurt my bias and me.

Copyright. ©go-kimfamily09 . All right reserved

Happy reading guys! ^.^

.

.

.

“diantara semua cinta yang baik, kau harus memilih mana yang lebih baik dari yang terbaik.”

 

YA! Kwon Yuri! Buka pintunya!” jerit Taeyeon menggedor pintu kamar Yuri. Taeyeon sudah kehilangan akal untuk membuat lelaki itu keluar.

Taeyeon tak habis pikir pasangan itu bisa dilanda badai sebesar ini. Melihat mereka selalu bersama setiap waktu, tak ada celah sedikitpun yang dapat digunakan sebagai alasan ketidakpuasan dalam berhubungan.

Setelah menyelesaikan schedule, ia terburu-buru datang kesini. Orang-orang berdesis di setiap sudut ruang membicarakan Jessica yang berselingkuh dengan partner skandalnya terdahulu. Hal itu secara tidak langsung menyatakan gadis itu berbohong setahun yang lalu.

“kami tidak memiliki hubungan apapun..” pernyataan itu terngiang di telinganya.

Banyak kalimat-kalimat panas yang telah ia dengar tentang sahabatnya, sulit baginya tinggal diam tanpa memastikan keaslian berita itu lewat google ipadnya. Dia membuka peramban dan membaca artikel yang memuncaki berita terbanyak dilihat hari ini dengan mata kepalanya sendiri. Berita itu adalah salah satu dari beberapa berita terpanas. Jadi ia tidak sulit mencarinya dengan kata kunci ‘Jessica’

Sembari terus mengetuk pintu, Taeyeon mencoba menelpon Jessica, berharap gadis itu mau mengangkat dan memberitahunya segala yang telah terjadi. Namun ia mendapati panggilannya diabaikan oleh gadis itu. “sial! Apa yang dia lakukan disaat genting seperti in—”

Tiba-tiba ponselnya berdering, Kwon Yuri menelponnya.

YA! Bodoh! Kau ada dimana? Aku berada di—”

“180489”

“apa?! Kau bicara ap—”

“cepat masukkan nomor itu. Pintunya akan terbuka kalau kau memasukkan kode itu.”

Taeyeon cepat-cepat menekan nomor kombinasi di tombol virtual disamping gagang pintu. Saat ia mendengar bunyi bip, pintu itu terbuka, menampilkan wajah Yuri serta Jessica yang ada dalam rangkulannya. Taeyeon menghela nafas lega karena pasangan itu masih menempel seperti biasa.

“pantas kau tidak bisa membuka pintu. Ada tamu spesial ternyata. Dan kenapa wartawan tidak memenuhi koridormu? Mereka bisa terlambat mengorek cerita lucu kalian.” singgung Taeyeon mencoba mencairkan suasana.

Langkahnya menghadapkan dia pada ruang tamu mewah keemasan. Setiap sudutnya terdapat tumbuhan kecil pencuci udara. Ada sofa berwarna merah gelap lengkap dengan meja berwarna senada dengan karpet bulu yang ia yakini adalah kulit beruang kutub. Dia juga melihat foto selca pada tirai jendela yang sengaja di tutup. Ruang tamunya banyak mengalami perubahan sejak terakhir dia datang kemari.

Taeyeon menjatuhkan diri di sofa dan melihat pasangan itu melakukan hal yang sama. Dia bisa merasakan kalau Jessica begitu takut berada jauh dari Yuri. Bak jika gadis itu melepaskan pegangannya di lengan Yuri, lelaki itu akan pergi meninggalkannya sendirian bersama semua kekacauan ini.

Perasaan iba memenuhi hatinya. Taeyeon tidak mengerti harus memulai darimana.

“kau terlihat cantik, Sica.”

“aku terlihat kacau.”

Gadis itu memang terlihat kacau dan Taeyeon jadi malu karena menyampaikan pujian kosong. Ia berusaha memperbaiki kesalahannya dengan tenang. “jujur saja, tidak ada wanita yang terlihat semenarik dirimu ketika mereka sedang kacau.”

Taeyeon beralih menatap Yuri. “berita itu sudah sampai padaku.”

“salah satu alasan kenapa sekarang kau berada disini.” ucap Yuri.

“sebenarnya hanya itu alasanku datang kemari.”

“aku tidak percaya apa yang mereka katakan, sekaligus apa yang aku lihat. Jadi aku ingin kau menceritakan apa yang sudah terjadi.” lanjut Taeyeon.

“semua yang kau lihat adalah apa yang terjadi.” jawab Yuri.

“tidak, bukan itu yang ingin aku dengar. Yang benar terjadi, bukan yang dianggap telah terjadi.”

“begitulah. Itu sudah di atur sedemikian rupa, supaya Jessicalah yang disalahkan.” jelasnya.

Taeyeon mengangguk lalu menatap Jessica. “dia ingin Jessicalah yang terlihat menggoda nya. Kau pasti banyak mendengar cacian untuk kekasihku pagi ini.”

“terlalu banyak sampai hanya beberapa yang bisa kudengar.” satu-satunya yang bisa memperjelas keadaan adalah kejujuran.

“dia berhasil membuat semua orang percaya rekayasa itu. Seolah Jessica senang akan kedatangannya, memeluknya, mengajaknya masuk. Dan hal tersial, Jessica menyambutnya dengan hanya mengenakan bathrope. Semakin menguatkan lagi, Taecyeon baru keluar setelah tiga puluh menit berada di apartemen Jessica.”

Alis Taeyeon berkerut rapi. “lalu, apa kalian punya rencana?”

Yuri menggeleng menatap Jessica. “sementara, aku hanya bisa menyembunyikannya disini. Manajernya baru saja menelpon dan mengatakan kalau wartawan sudah berkumpul disana.”

“aku heran kenapa mereka tidak berkumpul di sini juga. Dalam konteks ini, kau juga terlibat. Mereka tidak ingin tahu pendapatmu? Tapi lupakan, apakah agensi Taecyeon sudah mengkonfirmasi hal ini?”

“malam ini, pukul sepuluh.”

“duabelas jam lagi. Pastikan kau menontonnya dengan baik. Kita akan mencari kesalahan dari statementnya, semoga. Aku juga tidak ingin masalah ini berlarut-larut.” Taeyeon beranjak dari sofa lalu berjalan mendekati Jessica.

Dengan suara pelan Taeyeon berkata. “tenanglah. Semuanya pasti bisa diatasi.”

“aku tak apa-apa, Taeng. Percayalah.” sahut Jessica tanpa memandang Taeyeon.

Sudah pasti mental gadis ini hancur dalam sekejap. Apalagi dia seorang wanita. Karena bagaimanapun Jessica mengatakan dirinya baik-baik saja, dia hanyalah seorang wanita yang rapuh. Tapi prilakunya yang menganggap diri baik-baik saja, cukup menghibur hatinya.

“kau cantik.” Taeyeon menatap Yuri sendu. “tersenyumlah kadang-kadang untuk dia, kurasa dia juga membutuhkan dukungan darimu Sica.”

Ia menepuk bahu Yuri. “jaga dia, Yul.”

“pasti. Kau mau kemana?”

“aku harus berada di sekolah. Kau tau, Tiffany bisa ma—”

partner ciumanmu itu? Oh ayolah, kau tidak perlu membuat alasan seperti kau harus mengejar pelajaran untuk bertemu gadis itu.” Yuri berucap sementara Taeyeon sibuk memakai sepatunya.

“kita sudah berteman sejak masa pelatihan, aku tau kau menyukai gadis itu. Benarkan?” Taeyeon mengangkat tangannya memberi salam setelah ia selesai memakai sepatunya lagi. “aku pergi!”

“dasar…” gumam Yuri lalu mengusap pipi Jessica. “kau tak perlu khawatir. Taeyeon dan aku akan menyelesaikannya untukmu. ”

Mobil ferrari merah berhenti diparkiran Jaeguk high school, orang-orang mulai berlarian, berkumpul membentuk lingkaran mengelilingi mobil mewah itu. Hanya ada satu pusat dari semua tatapan orang-orang, pintu sebelah kanan. Sudah jelas mobil itu menggunakan kemudi kiri.

Mereka berteriak histeris saat pintu terbuka dan Kim Taeyeon pun turun. Lelaki itu melambai sebentar pada manajernya sebelum ia ditinggalkan bersama segerombolan gadis-gadis ini.

Kebijakan dari kepala sekolah mengijinkannya datang setiap jam makan siang ketika ada schedule yang tidak bisa di tunda. Hampir setiap hari Taeyeon disambut seperti ini. Beruntung tak ada fans anarkis yang bisa saja menyeruduknya, memeluknya, lalu mencakar wajahnya. Ia belum pernah menemukannya disini.

“sudah cukup. Terima kasih sudah mengantarku ke kelas. Sekarang aku ingin hidupku yang biasa saja kembali. Aku perlu privasi dan kalian juga harus menikmati waktu istirahat. Annyeong.” katanya sebelum masuk kedalam dan menutup pintu dibelakangnya rapat-rapat. Betapa kagetnya ketika orang-orang dalam kelasnya lenyap, kecuali—gadis itu.

“kemana semua orang?” Taeyeon berjalan mendekati Tiffany.

“kepala sekolah menyuruh kelas kita berkumpul untuk seminar kurasa. Kau seharusnya ada disana dan kau tidak biasanya mengajakku ngobrol di kelas.” Tiffany menoleh lekas bersidekap. Senyuman mengembang diwajahnya. Mereka tak pernah sekalipun berbicara di dalam kelas. Bahkan ketika ia harus memberi pertanyaan, Tiffany berusaha tidak menunjuk Taeyeon.

“disini sepi. Tidak ada siapapun. Aku bisa melakukan apa saja. Oh ya, maaf tidak membalas pesanmu. Bagaimana keadaan Juhyun? Putriku.” bisik Taeyeon menarik kursi ke samping Tiffany. “kau seharusnya ada dirumah.”

“ada suster yang menjaganya sekarang. Dia baik-baik saja, sudah bisa merengek minta diantar ke sekolah.” Tiffany menjepit mie saus kacang hitamnya lalu mengulurkannya ke Taeyeon. Lelaki itu memundurkan kepala sedikit. “mwo?

jjajjangmyeon. Makanan kesukaanmu.”

“bukan lagi. Aku suka OREO.

Taeyeon tersenyum melihat reaksi shock Tiffany. Gadis itu menarik tangannya dan terkejut ketika Taeyeon membuka mulut dan melahap suapannya. “ayolah, Miyoung~ Siapa yang suka makanan anak TK seperti itu? Umurku hampir duapuluhempat tahun.” katanya membuka mulut lagi. “cepat suapi, aku lapar.”

Gadis itu berdecih pelan sebelum menyuapi Taeyeon lagi. “kau manja. Berapa umurmu?”

“tidak penting seberapa umurku, yang terpenting sekarang adalah apa kau mau berkencan denganku?”

Spontan Tiffany menoleh, menatap Taeyeon lekat. “pernyataanmu tadi dan sekarang tidak ada kaitannya sama sekali. Darimana pertanyaan itu datang? Kau bercanda?”

Taeyeon menggeleng. “tidak. Ayo kita kencan.”

“kau sendiri tau aku sudah punya—”

“punya apapun aku tidak peduli. Nichkhun, Nikon, Sagon, terserah siapa namanya. Aku hanya ingin kita kencan.” potongnya. Dia tidak peduli bagaimana status gadis itu, hanya jalani saja dulu bersamanya, nanti terserah Tiffany yang memutuskan.

“sekedar berjalan santai saja kau tidak bisa. Apalagi mau kencan. Kau kira wajahmu yang sudah di obral itu tidak akan dikenali?” Tiffany bersikeras mencoba menolak ajakan Taeyeon..

“ayolah, ada banyak cara untuk menutup wajahku. Aku membawa topi, jaket, syal, dan masker.” jelasnya sambil memperlihatkan isi ranselnya kepada Tiffany.

“kau pasti sudah merencanakan ini, ya kan? Kau memang berniat mengajakku keluar, kan? Lalu bagaimana ini bisa disebut kencan. Kita bahkan hanya berteman, tapi aku bersungguh-sungguh Taeng, aku ti—”

“tidak ada penolakan. Apapun alasanmu, aku tidak mau dengar.” Taeyeon bangkit dari kursi, ingin pergi ke mejanya. Tapi ia ingat sesuatu. “oh ya, kau lihat siaran langsung wawancaraku pagi tadi? Otte?

“gila. Ternyata kau pembohong besar.”

Taeyeon mengendikan bahu lalu meninggalkan Tiffany, berjalan menuju meja paling pojok belakang. Dia duduk bertumpu dagu, memandang gadis itu dari kejauhan. Dalam jarak sejauh ini pun, Tiffany masih terlihat sangat cantik. Dadanya berdebar hanya karena menatap bibir merah muda yang mungil itu. Mencium Tiffany sedikit lebih lama pasti enak. Merasakan bibir mereka saling bergulat dan menyesap satu sama lain, berbagi kata-kata cinta lewat sentuhan di bibir mereka.

Saat Tiffany berdiri, kaki jenjangnya tampak sangat menggoda. Bagaimana rasanya ketika kaki panjang dan ramping itu memeluk pinggangnya? Memikirkannya saja sudah membuat Taeyeon melayang jauh lalu menjatuhkan dirinya dengan sangat keras ke tanah ketika seseorang tiba-tiba menyenggolnya dengan siku. Taeyeon seketika berpaling. “YA! Kau mengagetkanku.”

“kau yang terlalu asik.”

“kenapa kau tidak pergi makan dikantin?”

“makan bokongmu. Tinggal sejam lagi kita pulang. Kau berpikir kita masih istirahat? Lanjutkan saja terus imajinasi mesummu. Dan teruslah melihat guru seperti itu. Kalau kau tertangkap memandang mesum guru Hwang, skandalmu dengan guru bisa meledak lagi. Dan kenapa kau tidak menyusul ke aula? Menemani guru makan siang di kelas?” Sooyoung mencoba mencekoki semua pertanyaan itu pada Taeyeon.

“wah~ bicaramu benar-benar panjang dan cepat. Kau pikir kau siapa berani memerintahku? Lee Soo Man sajangnim? Lee Young Min sajangnim?

“siapa itu?” tanya Sooyoung polos.

Taeyeon mendesah. “lupakan.”

“tapi, YA, Kim Taeyeon—” Sooyoung menggeser duduknya lebih dekat pada Taeyeon. Mendekatkan mulutnya ke telinga lelaki itu. “beberapa hari lalu aku mengikutimu sampai di atap dan kalian benar-benar dekat seperti kekasih. Melihat kalian bertengkar, aku yakin ada sesuatu diantara kau dan guru. Kau berpacaran dengan guru, ya?”

Mata Taeyeon melebar. “kau!! Bagaimana kau bisa lancang ingin tahu urusan orang lain?!” bisik Taeyeon kasar. “jangan menyebarkan cerita yang tidak benar. Atau kau akan mati ditanganku.” ucapnya lalu kembali fokus pada bukunya.

YA, ku kira kita sudah jadi teman. Sebagai teman yang baik aku harus tahu masalahmu, termasuk masalah kencanmu dengan gu—AKH!”

Semua orang memandang ke meja mereka. Suasana hening jadi semakin sunyi. Dia bisa membayangkan kalau para jangkrik berbunyi berusaha meriuhkan suasana ini. Taeyeon sontak berdiri lalu menatap Tiffany yang sama terkejutnya seperti yang lain. “aku—saya harus pergi ke toilet.” katanya panik. Taeyeon memberi tanda mata pada Sooyoung ‘kita bertemu di toilet. Ikuti aku!’ kurang lebih seperti itu yang ditangkap oleh Sooyoung sebelum mengejar Taeyeon yang sudah mendahuluinya.

“dimana kau taruh otakmu yang setengah itu?” bentakan Taeyeon tertahan karena takut ada yang mendengar mereka.

“kau lupa aku adalah juara kelas? Otakku tidak mungkin setengah.”

“aku baru saja masuk di pertengahan tahun ketiga, lalu bagaimana bisa aku tahu kau juara kelas?”

“benar juga.” Sooyoung mengusap dagu. “kau benar. Kalau begitu maaf. Aku tidak menyangka reaksimu bisa menyakiti jempol kaki seseorang.”

Taeyeon memijat kening lalu menyerah. Mungkin sudah tiba saatnya dia bercerita tentang masa lalunya. “aku jelaskan padamu. Pastikan tutup resleting mulutmu. Aku tidak ingin mendengar teriakan atau jeritan apapun. Mengerti?” Sooyoung mengangguk.

“aku dan Tiffany, dulu pernah menjadi kekasih.”

“AP—”

Cepat Taeyeon membungkam mulut Sooyoung. Menatap lelaki itu marah. Taeyeon memandang mata Sooyoung sebentar lalu turun tepat di tengah selangkangannya. Memberitahu kalau “sekali lagi kau tidak menutup mulut, aku sungguh akan memotong ‘punya’mu.”

Sooyoung memasang wajah memelas. “aku tidak pernah mengatakan putus. Dan kami tidak pernah putus. Aku pergi ke Seoul untuk ikut audisi. Pesawatku kecelakaan dan dia menganggapku sudah mati. Kami putus dengan cara itu. Kau ada disampingku saat aku menciumnya, bukan? Kami bertemu di atap dan bercerita banyak setelah itu. Dia membenciku karena tidak kembali dengan cepat. Dia mengira aku bersenang-senang diatas kesakitan yang ia derita karena harus menghapusku dari hatinya.” Sooyoung mendadak mau muntah.

“singkat cerita, kami baru berteman lagi kemarin. Maka dari itu, aku dan dia dekat. Aku adalah selebriti, atap sekolah yang sepi sangat cocok dengan aura selebriti. Kau mengerti, kan?”

Melihat Sooyoung mengangguk Taeyeon melepas tangannya. “hanya kau yang baru ku beritahu tentang ini. Tidak ada yang boleh tahu. Jangan ada. Baik aku atau kau, lebih baik jangan bahas hal ini lagi.”

Nichkhun menyesap kopinya sebelum diletakkan di meja. Matanya yang lelah tanda akibat kurang tidur, memandang ke arah televisi. Ia sudah menghabiskan tiga cangkir kopi hari ini, namun semua itu sia-sia untuk menaikkan konsentrasinya yang menurun drastis. Ia hanya bisa samar-samar mendengar dua nama yang begitu familiar dari program gosip di TV.

Kini sebuah cuplikan muncul yang direkam melalui telepon seluler, membuatnya gelisah. “kau pasti terkejut, ya kan Fany?” katanya masih berfokus pada layar besar di depannya.

Dia kembali mengambil cangkir dan menyesap isinya. Pikirannya kini dipenuhi oleh wajah kekasihnya yang menawan. Dia ingin menyentuh, menciumnya, merasakan kulit panas Tiffany di tangannya. Nichkhun merindukan cara Tiffany membangkitkan gairahnya, membangunkan apa yang ia sebut cinta dalam hatinya. Demi apapun yang telah jadi miliknya di dunia ini, dia sangat mencintai Tiffany. Gadis itu adalah miliknya yang paling berharga dari jutaan won uang dalam buku tabungannya di bank. Karena terlalu penting, ia tidak bisa melepaskan Tiffany sedetik pun.

“tiga hari lagi, semua orang akan tahu tentang kita. Bersabarlah.” ucapnya pada diri sendiri.

Lelaki itu bangkit dari sofa lalu berjalan menuju gantungan mantel di dekat pintu. Ia sudah mengirim pesan singkat pada manajernya sebelum membentengi wajah dengan barang-barang yang sering dipakai oleh selebriti ketika ingin kencan di tengah keramaian.

Nichkhun mengintip dari lubang kecil di pintunya sebelum melirik ke arah kaca jendela. Wartawan masih berkemah di koridornya, menungguinya bosan lalu keluar kamar dan memberi penjelasan. Itulah yang mereka inginkan dan bukan apa yang Nichkhun inginkan. Lagipula pintu bukanlah satu-satunya tempat dimana kau bisa membuka-keluar-tutup. Beruntung dia tinggal di lantai yang tidak terlalu tinggi. Jendelanya bisa di jangkau dengan tangga dari luar.

Taeyeon menarik Tiffany agar lebih dekat. Sungguh diluar dugaan, Taeyeon benar-benar mengajaknya melakukan public date. Tiffany ragu apa Taeyeon sungguh seorang selebriti besar yang mempunyai ratusan ribu fans diluar sana. Mana ada selebriti yang mau mempertaruhkan hidupnya demi ‘berkencan’. Tiffany bahkan tidak tau ‘berkencan’ ada dalam kehidupan seorang selebriti. Yang ia tahu, seorang selebriti selalu muncul di TV, menjual wajah tampan atau cantik mereka demi meningkatkan rating, terkadang mereka terkesan seperti orang-orang yang memiliki kepribadian sempurna.

Namun semua itu tidak ada pada Taeyeon. Meskipun lelaki itu selalu muncul di TV dengan wajah tampannya, kepribadian Taeyeon jauh dari kesan robot sok baik. Dia bertindak mengikuti kata hatinya, sama seperti sekarang.

“bicaralah.” ucap Taeyeon tiba-tiba.

ne?

“kau seperti ingin menyampaikan sesuatu padaku. Seperti lelaki gila atau psikopat?” ia memalingkan wajahnya ke Tiffany. “atau kau mau bilang kalau aku sangat tampan dan kau jatuh cinta padaku?”

BUG

Taeyeon mengusap lengannya. “bermimpilah terus. Aku sudah pu—”

stop! Berapa kali aku bilang, saat bersamaku jangan pernah menyebut pria lain. Aku bisa cemburu.” Taeyeon memperbaiki letak tangan Tiffany, memeluk lengannya lebih erat.

“banyak skandal yang muncul beberapa hari terakhir, kau tidak takut? Maksudku—”

“tidak dan aku mengerti maksudmu.”

“aku belum menyelesaikan kalimatku.” ketus Tiffany.

bingo! Tapi aku tau kau mengkhawatirkanku, bukan?” mau tidak mau Tiffany mengakui kalau Taeyeon benar. Ia khawatir pada lelaki itu.

“aku tidak takut Ppany-ah. Mungkin aku akan jadi orang egois dihadapan fansku jika aku dating, tapi waktu tetap berputar dan umurku tetap terus bertambah. Para fansku mungkin tidak akan jadi fansku delapan tahun lagi, ya kan?” gadis itu mengangguk.

“kalau aku tua, mereka pasti berpindah ke artis yang lebih muda. Hal seperti itu sering terjadi. Bukankah itu juga egois?” Tiffany mendengarkan dengan seksama sembari terus memperhatikan jalanan.

“bagaimanapun seorang idola bukan sebuah mesin penghasil uang yang tidak bisa jatuh cinta. Aku menghargai fansku, tapi fans yang baik harus mengerti. Aku tidak mungkin menjomblo seumur hidup.” Taeyeon tersenyum.

“ah~ kau tahu? Fans sering menjodohkan idolanya dengan idola lain pada sebuah cerita fiksi atau video di internet. Aku pernah melihat beberapa dan imajinasi mereka benar-benar bukan lelucon. Cha~ belok kiri.” pandu Taeyeon.

“itu salah satu kenapa dating cukup berat dilakukan oleh seorang idola. Karena tanpa sepengetahuan si artis, mereka telah dijodohkan dalam dunia seperti itu.” Tiffany mengangguk. “aku pernah membacanya.” timpalnya.

“lalu?”

“hebat. Bisa dibilang mereka membuat dunia mereka sendiri.”

“begitulah. Kalau aku terungkap melakukan dating. Di satu sisi aku memang orang brengsek, tapi disisi lain tidak ada lagi hal yang aku tutupi dari fansku. Lebih cepat mereka tahu, lebih sedikit kebohongan yang nanti akan menyakiti mereka.”

Taeyeon menghentikan langkahnya. “terkadang kebenaran memang menyakitkan, tapi kebohongan tidak menjamin kau akan bahagia di kemudian hari.”

Tiffany terkagum-kagum mendengar penjelasan Taeyeon. Siapapun—siapa saja yang mendengarnya pasti kagum.

“kau ingin jadi pacarku?”

mwo?!” baru saja ia melihat sosok luar biasa dalam diri Taeyeon, tapi sekarang, sosok itu menguap seperti asap. “kemana sebenarnya arah pembicaraan kita?”

wae? Kau menolakku sangat banyak. Tak bisakah kau menerimaku kali ini?!”

BUG

“gila.”

“berhenti memukulku~” Taeyeon mengernyit sambil mengusap lengannya.

“cepat selesaikan kencan ini atau—”

“ayo kita minum cokelat hangat. Kaja.” ajak Taeyeon pada Tiffany.

Mereka berdua masuk sambil bergandengan tangan ke sebuah cafe dekat persimpangan jalan. Taeyeon menuntunnya ke sebuah meja yang jika dibandingkan dengan meja lain begitu berbeda. Tiffany baru mengerti setelah melihat papan kecil yang bertuliskan “KTY reservation”. Lelaki ini pasti sudah memesannya jauh-jauh hari.

“susah memesan meja disini. Bagaimana—”

“aku pelanggan tetap disini. Aku punya akses lebih. Dan karena aku juga, kau bisa membuat coklatmu sendiri. Kau ingin melakukannya?” tanya Taeyeon saat Tiffany berniat duduk di salah satu kursi.

“tidak bisakah kita meminta pelayan? Kita sudah berjalan berjam-jam. Aku lelah.” gerutunya.

“tidak. Kali ini aku akan menunjukkan kehebatanku.”

“lalu kenapa kau masih bertanya kalau pada akhirnya kau tetap memaksaku?” Tiffany melihat senyuman Taeyeon sebelum merasakan tangannya kembali ditarik.

Taeyeon mendorong pintu dengan tangan satunya, memperlihatkan Tiffany pada ruang pembuatan coklat. Mesin-mesin mengkilap saat cahaya seolah bergerak ketika dia berjalan. Orang-orang mulai menunduk saat menyadari kedatangan mereka.

“selamat sore, Kim Taeyeon-nim. Kami sudah menyiapkan semuanya.” kata seorang chef tua pada Taeyeon.

“terima kasih Ahjussi.

Setelah masuk ruangan yang menurutnya benar-benar menarik, kini dia sampai di ruangan yang tidak kalah menarik dengan ruang koki. Ada beberapa rak yang berisi buku-buku resep cara membuat coklat dan sebuah alat pencair coklat ditengah ruangan kalau dia tidak salah. Taeyeon berjalan mendahuluinya, mengambil apron lalu memakainya.

“kemarilah. Aku akan mengajarimu.” Tiffany berjalan ke belakang mesin melting. Ada Taeyeon yang menunggunya disana. Suasana yang remang-remang terasa begitu romantis dan seksi?

“cha~ pakai ini.”

Saat dia sampai, Taeyeon membalikkan badannya dan memeluknya dari belakang. Tangan lelaki itu sibuk, agar tali apron melwati pinggangnya. Nafas Taeyeon yang hangat berhembus di lekuk lehernya, membuatnya mengigil karena menahan gairah yang tidak seharusnya muncul. Taeyeon mengikat tali itu kemudian memenjaranya diantara dua lengan yang keras penuh otot.

“ambil coklatnya. Mangkuk warna hijau.” perintah Taeyeon seketika membuatnya gugup. “ak-aku tahu warna hijau.” jawabnya.

Tiffany dengan tangan gemetar memegang mangkuk hijau itu. Kini punggungnya tengah menempel dengan dada bidang Taeyeon. Dia bisa merasakan detak teratur jantung Taeyeon.

“masukkan ke mesin dan atur pemanasnya. 40 derajat celcius.” setiap lelaki itu berbicara, lehernya disentuhan dari udara yang keluar dari bibir Taeyeon.

“tunggu saja, akan cair tujuh menit lagi.” ujar Taeyeon memindahkan tangannya dari pinggiran meja, ke pinggang, memeluk Tiffany.

“sudah sangat lama, aku ingin memelukmu seperti ini.” bisiknya selembut kapas. Tiffany menutup mata berusaha mengubur rasa yang bergejolak dalam perutnya. Ia bisa kehabisan nafas kalau terus begini.

“Kim Taeyeon ku rasa—”

“kau gugup Miyoung-ah.” Taeyeon mengeratkan pelukannya. “aku ingin memastikan sesuatu, makanya aku mengajakmu kesini.”

Tiffany mengangguk kaku. Takut kalau dia tidak bisa mengendalikan diri, kemudian berbalik dan melumat bibir Taeyeon yang terus mempermainkan gairah lewat tengkuknya.

“Taeyeon-ah. Ku kira…” Tiffany menoleh sekaligus menghentikan kalimatnya. Bibirnya dan bibir Taeyeon begitu dekat. Matanya menatap mata Taeyeon yang sayu, dia merasa detik demi detik wajah mereka semakin dekat. Taeyeon memiringkan kepalanya.

“aku perlu memastikan hal itu…” bisik Taeyeon sebelum bibirnya disapukan ke bibir Tiffany.

Bibir mereka berdua hanya menempel beberapa saat. Karena Tiffany tidak bergerak, Taeyeon memiringkan lagi kepalanya, menekan lebih keras. Taeyeon mulai menarik dan menyentuh, terus begitu. Beberapa kali bibir Taeyeon bertemu dengan bibir Tiffany, mengecup sekilas, ciuman-ciuman kecil itu membakar Tiffany pada keinginan yang tidak patut ia minta pada Taeyeon.

Mereka terhanyut dalam ciuman basah dan dalam itu. Tanpa saling melepas, Taeyeon membalikkan tubuh Tiffany, merengkuh pinggang gadis itu dan menariknya. Mempermudahkannya untuk lebih dalam mencium Tiffany.

Tiffany mendesah tak sengaja ketika bibirnya sedikit terbuka. Tangannya terjepit diantara tubuhnya dan tubuh Taeyeon, beralih mencengkram kemeja depan Taeyeon. Tiffany merasakan perasaannya tidak karuan, tapi cukup jelas membuatnya kecewa ketika Taeyeon menarik diri.

“hhahh~ haahh~..” Taeyeon mengatur nafasnya. Tiffany menunduk juga mengatur nafas.

Mereka berdiam dalam posisi itu cukup lama, sebelum Taeyeon tertawa kecil lalu memeluk Tiffany. Lelaki itu tersenyum, selama ini ia tidak usah ragu akan perasaan Tiffany. Karena sampai kapanpun rasa itu tetap sama.

TING

“coklatnya siap.” ucap Taeyeon. “aku tidak tahu tujuh menit bisa secepat ini.” lanjutnya lalu menjauhkan diri dari Tiffany.

Gadis itu menatapnya tanpa senyuman dan tanpa ekspresi. Taeyeon membalas tatapan itu dengan sorot kelembutannya. Namun kemudian Tiffany tersenyum lalu mendekap Taeyeon lagi.

“aku mencintaimu, Kim Taeyeon.”

“aku juga.”

CEKLEK

appa!” Juhyun bangkit lalu berlari masuk ke pelukan Nichkhun.

“Juhyun merindukan appa.” ucap anak kecil itu.

appa juga. Eomma belum pulang?”

Nichkhun membawa Juhyun ke ruang tamu. Mendudukkan gadis itu di karpet bersama mainannya. Nichkhun duduk disebelahnya.

“belum.”

“Juhyun-nie ayo minum obat.”

Suara itu membuat Nichkhun menoleh dan melihat seorang gadis berpakaian suster keluar dari kamar Juhyun. “siapa kau?” tanya Nichkhun waspada.

“astaga, bukankah Anda Nichkhun? Bagaimana Anda bisa ada di—” suster itu langsung membekap mulutnya sendiri. “astaga. Anda dan nona Hwang..”

“siapa kau? Lalu apa maksudnya obat?” ia memandang suster itu sebentar lalu memandang Juhyun. “anak ini sakit?” Nichkhun baru selesai mencernanya.

“ya, kemarin dia dirawat dan baru pagi ini dia ada dirumah.”

“pergi.” Lelaki itu menatap suster itu lagi. “pergi, biar aku yang mengurusnya. Dan jangan coba-coba membongkar masalah ini ke media.”

Melihat wajah Nichkhun yang menakutkan, suster itu bergegas masuk ke kamar membereskan tasnya lalu keluar. Tapi belum dia meraih gagang pintu, pintu itu terbuka lalu ada Tiffany dan Taeyeon disana.

“permisi.” cepat-cepat suster itu melewati Tiffany. Taeyeon menghela nafas karena tidak ketahuan.

Tiffany yang kebingungan, melihat kedalam apartemennya, mencari alasan kenapa suster itu berlari terbirit-birit tanpa sempat menyapanya terlebih dahulu. Ia pun menemukan sosok dikenalnya yang kini menatapnya cukup mengerikan.

“kau sudah pulang?” tanya lelaki itu dingin.

“ya, aku pulang.”

eomma?!!!” Juhyun berhambur memeluk Tiffany.

“kurasa kita kedatangan tamu spesial hari ini. Selamat datang Kim Taeyeon?”

Taeyeon membelalakkan mata setelah mengingat-ingat wajah siapa yang dia liat bermain bersama putrinya. “Nichkhun? Kau?”

“apa kabar, Kim Taeyeon?”

“apa agensi merasa dirugikan dengan skandal ini?”

“tentu saja, Taecyeon harus menunda syuting filmnya karena skandal ini. Kami benar-benar merasa dirugikan.”

“tapi kenapa Ok Taecyeon datang ke apartemen Jessica selarut itu?”

“Taecyeon bilang dia ditelpon oleh Jessica. Gadis itu menyuruhnya datang.”

“nona Jessica setahun lalu mengatakan mereka tidak punya hubungan. Bahkan sekarang Jessica telah berpacaran dengan Kwon Yuri. Apa mungkin semua ini sebuah rekasaya?”

“Jessica tidak mungkin membiarkan Taecyeon masuk kalau mereka tidak mempunyai hubungan. Seharusnya dia tidak perlu menutupi semuanya dan malah berpacaran dengan Yuri. Dia hanya harus berpacaran dengan Taecyeon kalau dia mau. Sekarang semuanya sudah jadi seperti ini. Jika saja sejak dulu dia mengaku ada hubungan dengan Taecyeon, masalahnya tidak akan begini.”

“pertanyaan terakhir, Taecyeon masuk kedalam kamar Jessica lalu baru keluar tigapuluh menit kemudian, apa Taecyeon bercerita apa yang dia lakukan didalam?”

“pertanyaan ini tertuju pada privasi, kami tidak bisa menjawabnya. Yang jelas skandal ini merugikan perusahaan.”

Yuri memandang Jessica disampingnya. “ditelpon? Cih. Apa dia bilang sesuatu sebelum pergi? Jam berapa kau bilang?”

“hampir jam dua. Dia bilang dia akan mengurusnya.”

“jam berapa beritanya muncul tadi pagi?”

“pukul enam lebih sepuluh.”

Lelaki itu tersenyum. “waktunya terlalu sempit untuk menyuruh orang lain mengirim video itu ke kantor penyiaran. Dia bahkan butuh waktu yang lama untuk menyelinap ke ruang pengawasan untuk mencuri video itu.”

Yuri meremas remote televisi sambil terus tersenyum. “aku tidak akan melepaskanmu kali ini, bajingan gila.”

 

 

TBC

LET’S BREAK UP [5]

LBU2

Author : Go-Kim Family

Cast :

  • Kim Taeyeon
  • Hwang Tiffany
  • Nichkhun
  • Juhyun (Seo Ju Hyun)
  • Kwon Yuri
  • Jung Jessica
  • Choi Sooyoung

Rating : PG-18

Length : Series

Disclaimer:

Bring my story of my imagination on this wordpress. Please enjoy for this fanfiction. Leave a comment. So i can appraise my writing ability. The plot is mine. Don’t bashing or make something that can hurt my bias and me.

Copyright. ©go-kimfamily09 . All right reserved

Happy reading guys! ^.^

.

.

.

“diantara semua cinta yang baik, kau harus memilih mana yang lebih baik dari yang terbaik.”

 

“Ppany-ah~” panggil Taeyeon lembut.

Pelukan itu mengerat. Taeyeon melirik jam dan menemukan waktu sudah terbuang terlalu banyak. Hari ini dia akhirnya akan terbang ke Seoul untuk melakukan audisi. Salah satu agensi besar memerlukan seseorang dengan bakat bernyanyi untuk di terbitkan sebagai penyanyi solo. readmore…>

NEED LOVE [ONESHOOT]

NY

Author : Go-Kim Family

Cast :

  • Seo Ju Hyun
  • Kim Taeyeon
  • Hwang Tiffany

Rating : PG-17

Length : Oneshoot

Disclaimer:

Bring my story of my imagination on this wordpress. Please enjoy for this fanfiction. Leave a comment. So i can appraise my writing ability. The plot is mine. Don’t bashing or make something that can hurt my bias and me.

Copyright. ©go-kimfamily09 . All right reserved

Happy reading guys! ^.^

.

.

.

Dering telepon membuatnya terperanjat kaget. Mata lelahnya melirik jam, sadar bahwa dari lima menit lalu ia telah tertidur. Sudah tujuh kali terjadi hari ini. Tidur singkat yang menyakitkan. Punggungnya terasa kaku dan nyeri, hampir setiap dia bergerak tulang-tulang tua itu berbunyi nyaring.

Rangkaian nada dering kedua, membuatnya menyumpah pada kakinya yang kesemutan. Taeyeon benar-benar butuh tempat tidur nyata di ruang kerjanya. Bukan meja mewah yang membuat persendian lehernya ngilu karena harus tidur menunduk dan lagi memenjara kakinya yang panjang di antara tiga sisi sempit dengan jembatan menghubungkan sisi kanan-kirinya.

Dia berdeham sebelum mengambil gagang telepon. readmore…>