THAT ONE PERSON YOU [2]

Author : Kim Hyun Mi S1fever

Starring :

  • Kim Taeyeon
  • Jung Jessica
  • SNSD

Genre : Gender Bender & Romance, Sad Romance

Length : Series

Declaimer:

 I just wrote my imagination. All of cast or background in this story is my mine and pure of me. So, don’t copy/paste/take-out ! DON’T LIKE? DON’T READ ! Mohon maaf jika ada kesamaan tokoh, cover dan cerita, tidak mengandung unsur kesengajaan

.

Copyright. ©Youngiesoshielf09 2013 . All right reserved

Thank you! And have a nice day! ^-^

.

.

.

Udara pagi menyapanya yang sedang berdiri dekat balkon, menerbangkan rambutnya yang sudah sedikit panjang tak terawat. Dia tidak sendiri, sang istri memeluk pinggangnya dari belakang. Taeyeon memang berada dekat dengan Jessica, tapi pikirannya entah ada dimana. Lagi-lagi ia memikirkan kekasihnya. Atau bisa dibilang mantan.

Tak ada hari untuknya, tanpa berusaha melupakan Tiffany dari otaknya. Tapi semakin ia mencoba untuk lupa, semakin sering dirinya terbayang. Dan selama ini ia ingin membenci, tapi dia malah semakin rindu.

Hatinya benci karena orang itu membuatnya tidak bisa melihat orang lain, mendengar suara yang lain, dan hanya bisa merespon segala tentang dirinya. Sungguh tidak adil.

“aku merindukannya..”ujar Jessica memulai pembicaraan

“siapa?”

“Tiffany, kau pun pasti setuju denganku. Right?

Mata Taeyeon lebih jelas bercerita daripada kata-kata. Tanpa ia menjelaskan semuanya, Jessica sudah tau. Setiap hari Taeyeon selalu merindukan nama itu. Nama yang membuatnya jatuh terlalu dalam, hingga tak tersisa lagi untuknya.

“ku rasa..”jawab Taeyeon lalu menyingkirkan tangan kecil Jessica dari pinggangnya.

“mereka jadi berkunjung?”lanjutnya mengganti topik

“ya, mungkin sebentar lagi mereka sampai”Jessica mengira waktunya

“kalau begitu akan aku bersiap, kau juga..”Taeyeon berniat untuk pergi

“Taeyeon-ah..”

“hem..”

“aku mencintaimu..”dia tersenyum memamerkan giginya pada Taeyeon

Prianya pergi dari hadapannya dan masuk ke kamar mandi. Membersihkan diri untuk bertemu dengan tamunya sebentar lagi. Sedangkan dirinya, hanya menatap sosok yang menghilang di balik pintu dengan datar.

“jika aku terlahir seperti Tiffany, apa kau juga akan mencintaiku? Membenciku tapi berakhir untuk merindukanku lagi..”lirihnya.

Ini masih pagi untuk meratapi nasibnya yang tak kunjung membaik. Seharusnya ia bisa menikmati apapun yang Taeyeon perbuat. Karena dia telah berjanji pada hatinya di altar, perilaku Taeyeon adalah pupuk untuk bunga-bunga hatinya. Meski terkadang tanpa air –tidak sempurna.

Sembari menunggu Taeyeon selesai mandi, Jessica menyiapkan kostum prianya hari ini. Dan pilihannya jatuh pada kaos pink tipis dengan celana panjang putih. Warna yang terselip cukup rumit antara tumpukan baju Taeyeon. Warna yang dengan terpaksa Taeyeon buang untuk melupakan Tiffany. Tapi tujuannya tak pernah sampai. Hingga warna pink terakhir ini tak mampu ia buang.

“hari ini dekatlah dengan Tiffany’mu..”dia tersenyum tulus lalu masuk ke dalam kamar mandi yang satunya. Ia harus bergegas.

Ting Tong

Bel rumahnya berbunyi, Jessica sudah selesai berpakaian dan sekarang ia berlari untuk membuka’kan pintu.

“bagaimana mereka bisa datang secepat ini?”kejutnya saat melihat wajah dua orang yang sangat ia kenal betul berdiri di depan pintu lewat intercom. Dan satu wajah yang menurutnya mirip dengan dua orang itu.

Bip

Pintunya terbuka dan wajah-wajah yang ia lihat di layar, kini terlihat lebih nyata. Segera saja Jessica menunduk, menandakan ia hormat. Mereka masuk dan duduk di sofa. Jessica harus membuat mereka nyaman selama disini. Salah satu taktik bisnis yang pernah ia pelajari.

“selamat datang, tuan dan nyonya Park..dan-..”

“ini Kris, anak kami yang kami ceritakan..”

“salam kenal Kris, ibumu sering bercerita banyak tentangmu. Ternyata lebih tampan dari yang aku bayangkan selama ini..”sebuah senyuman ia berikan pada orang yang lebih muda. Bocah remaja itu membalas senyumannya. Tampaknya mereka akan menjadi teman baik.

“terima kasih nona Jung..”

“bagaimana kabar anda setelah datang dari Korea?”Jessica beralih pada kedua orang tua di depannya

“baik, ternyata banyak yang mengetahui Royal Hotel disana”

“itu memang benar, hotel kami telah masuk pasar Asia beberapa minggu lalu. Oh ya, terdengar kabar kalau Kris mendapat nilai tertinggi di kuliahnya..”

“iya, dia sudah belajar dengan keras. Bukankah sama sepertimu, nona Jung? Bahkan di usiamu yang semuda ini, kau sudah membawa Royal Hotel ke dunia internasional..”

“tidak hanya itu, kabarnya ia mengikuti kelas akselerasi semasa sekolah dulu. Cantik, pintar, sopan, sungguh sangat sempurna untuk seukuran gadis muda sepertimu..”sanjung tuan dan nyonya Park membuat wajah Jessica langsung tersipu malu. Kris melihatnya hanya tersenyum simpul.

“terima kasih…”

yeobo..tidakkah mereka akan menjadi keluarga yang sempurna jika Kris dan nona Jung menikah?”

Jessica mendadak tersedak saat mendengar pernyataan itu keluar dari istri rekan bisnisnya. Sedangkan Kris hanya menatap Jessica lembut. Menikah? Dia bahkan telah menjalaninya selama tiga tahun.

“benar, aku setuju..bagaimana menurutmu nona Jung..?”

“ak- aku….”

“selamat datang di kediaman kami tuan dan nyonya Park..”potong seseorang yang baru saja keluar dari kamarnya. Ia berkaos pink tipis dengan celana panjang putih. Kim Taeyeon. Kini semua mata tertuju pada pria tampan yang berjalan menghampiri mereka.

Betapa beruntungnya Jessica saat ini, Taeyeon sungguh menyelamatkannya dari suasana mengerikan yang hampir membuatnya terjerumus. Dan sekarang ia bisa tenang, Taeyeon akan menjelaskan semuanya.

“siapa dia nona Jung?”tanya tuan Park

“dia-..”

“aku suami dari Jung Jessica, perkenalkan aku Kim Taeyeon..”Taeyeon membungkuk lalu mengambil tempat disamping Jessica. Lebih dekat dari jarak yang biasa ia ambil.

“jadi benar gosip yang beredar itu?”nyonya Park terlihat tidak menyangka

“benar, aku sudah menikah..”

Mereka semua terkejut mendengarnya, kecuali Kris. Ia tampak berpikir saat Taeyeon memperkenalkan dirinya. Ada tatapan yang sulit dimengerti saat mata mereka bertemu satu sama lain.

***

“terima kasih telah mengunjungi kami…”ujar Jessica sambil melambaikan tangan pada keluarga bahagia yang baru saja bertamu ke rumahnya.

Drrtt

Suara itu mengalihkannya. Tapi bukan miliknya, itu getar milik handphone Taeyeon. Matanya bergerak ke kanan ke kiri membaca pesan. Begitu ia tau isi pesannya, Taeyeon terkejut dan segera berlari ke dalam. Jessica hanya bingung lalu menyusul Taeyeon yang terlihat begitu khawatir akan sesuatu.

“Taeyeon, apa yang akan kau lakukan?!”pekik Jessica

Taeyeon merauk semua baju-baju yang ada di lemarinya. Tak menghiraukan ucapan gadis yang sedari tadi bingung melihatnya begitu panik.

“aku harus kembali ke Seoul”

“Seoul?!!! Kenapa?!!”pekik Jessica

“aku harus bertemu dengan Tiffany..dia-”

“dan Tiffany, ada apa dengannya? Jelaskan pelan-pelan, Tae!”lanjut Jessica menarik lengan Taeyeon seketika menghentikan aktivitas pria itu.

“dia kecelakaan!!!..”kembali dia melemparkan bajunya ke dalam koper

“dari mana kau tau?!! Itu bisa saja hoax!!”

“Hyoyeon yang memberi tauku!! Adikku sendiri!!”bentak Taeyeon dengan mata yang memerah. Ia akan segera menangis kalau Jessica masih membuatnya pecah konsentrasi. Memikirkan dua hal yang terpenting akan sangat menyakitkan.

”Taeyeon, jangan pergi..”orang itu tak menghiraukannya

“Taeyeon-ah…”

“TAEYEON!!!”teriak Jessica membuat Taeyeon yang selesai mengunci kopernya langsung menatap Jessica.

Air matanya meledak, membasahi pipinya yang putih. Sudah sekian lama ia menahan air matanya agar tidak terjatuh di depan Taeyeon. Tapi kali ini pria itu harus melihat air matanya. Mengerti bahwa batas sabarnya sudah melebihi batas. Tidak bisa di tawar lagi.

“ku mohon, jangan pergi…”

Jessica berlutut, memangku berat tubuhnya dengan kedua lututnya. Jika air matanya tak mampu menahan Taeyeon, harga dirinya juga akan dia pertaruhkan.

“jangan seperti ini..aku tidak ingin meninggalkanmu, tapi sesuatu terjadi padanya. Aku harus pergi”

Taeyeon ikut berlutut di depan Jessica, memeluknya agar tenang. Hatinya juga akan terasa berat jika pergi dengan suasana seperti ini.

“jangan pergi, ku mohon…”

Ia terdiam untuk beberapa saat. Meredakan persentase kepanikannya agar lebih tenang. Karena tak akan ada yang membaik jika dia terus panik.

“kau tau bagaimana aku hidup selama ini dengan terus berusaha melupakannya? Jujur, aku menderita. Tanpa tau keadaannya dan saat aku tau, dia sedang sekarat. Tak bisakah aku pergi untuk melihatnya kali ini. Keadaannya adalah yang terpenting bagiku..”jelas Taeyeon perlahan

kajimara jebal..

“apa kau tidak mengerti aku, Sica-ya?”

“ku mohon..”

“maafkan aku..”

Isakan tangisnya semakin keras ketika Taeyeon melepaskan pelukan mereka. Tidak banyak waktu lagi yang Taeyeon miliki saat ini. Dia ingin melihat gadis yang ia cintai, gadis yang selalu ia lihat dalam frame foto setiap pagi, dan gadis yang selalu ada dalam relung hatinya. Bahkan saat ini kondisinya sangat buruk. Ia ingin memberi Tiffany kekuatan dalam masa kritisnya. Hanya itu.

“apa aku tidak penting bagimu?”

Langkah Taeyeon terhenti

“kau tau apa jawabannya..”

Jessica mengumpat dirinya karena menanyakan hal itu. Pertanyaan yang dimana jawabannya sudah ia ketahui sejak dulu. Tak ada yang lebih penting di hidup Taeyeon kecuali Tiffany. Kekasihnya di masa lalu.

“maaf, aku akan kembali, bersabarlah menunggu..”

Selama ini dia terus bersabar, apapun yang Taeyeon lakukan dia pasti sabar. Hanya saja kembali yang seperti apa? Kembali ke sini dan ke sisinya lagi atau kembali ke sini dengan kekasihnya lagi? Ia bahkan tidak bisa memilih mana yang ada dalam otak Taeyeon.

Taeyeon membuka pintu kamarnya sebelum menoleh kebelakang melihat Jessica untuk terakhir kalinya.

“aku pergi, jaga diri baik-baik..”

***

Hyung, aku tidak ingin mengganggumu dengan Sica..hanya saja ini penting dan aku tau kau harus mengetahuinya.

Fany, dia mengalami kecelakaan. Jika kau ingin, datanglah ke Seoul internasional Hospital ruangan 207.

060-178-1212 (Kim Hyoyeon)

Hanya pesan itu yang ia lihat sejak keberangkatannya dari Prancis menuju Korea Selatan. Dan kini ia sedang dalam taxi yang mengantarnya ke rumah sakit Seoul Internasional. Hatinya sedang tak karuan saat ini. Dia masih memikirkan Jessica yang ia tinggalkan. Tapi disisi lain dia juga sangat khawatir dengan kondisi Tiffany.

Sangat membingungkannya.

Menunggu perjalanan ini berakhir, Taeyeon memutuskan untuk mengetik sesuatu di layar handphonenya.

Terakhir kali kau mengetahuinya, bagaimana keadaannya? –Kim Taeyeon

Kau bertanya? Apa kau ada di Seoul sekarang? – Kim Hyoyeon

Benar. Cepat katakan padaku! – Kim Taeyeon

Ku rasa kepalanya terbentur cukup keras, tapi tidak kemungkinan untuk amnesia. Kurang lebih seperti itu kata dokter. – Kim Hyoyeon

Darimana kau tau dia kecelakaan? – Kim Taeyeon

Kwon Yuri –Kim Hyoyeon

Siapa Kwon Yuri?? –Kim Taeyeon

Itu pesan terakhir yang Taeyeon kirim pada adiknya, sekaligus pesan yang terakhir yang tak Hyoyeon balas.

Akhirnya, setelah lama menunggu perjalanan ia sampai di rumah sakit tempat Tiffany di rawat. Ia bergegas keluar taxi dan segera berlari menapaki lantai gedung bertingkat itu dengan cepat. Sudah dua lantai yang ia naiki lewat tangga darurat. Tinggal dua lantai lagi, dia akan sampai di ruangan Tiffany. Bodohnya dia tidak menaiki lift. Benda kotak itu bahkan lebih cepat ketimbang dia harus menaiki ratusan anak tangga.

Ketika angka room yang ia lihat sesuai dengan nomor yang Hyoyeon berikan padanya, Taeyeon lekas meraih gagang pintu dan memutarnya perlahan.

Ceklek

“Ppany-ah!!!!!!!”serunya dengan nafas yang memburu. Masih di ambang pintu, berusaha mengatur oksigen yang berantakan di paru-parunya.

Tampak seseorang yang terbaring lemah di atas ranjang. Banyak kabel yang terpasang di tubuhnya, bahkan saking banyaknya membuat Taeyeon merasa iba melihat Tiffany. Dia berjalan ke samping ranjang putih. Matanya semakin memanas ketika melihat keadaan Tiffany dari dekat. Air matanya seketika meleleh membasahi wajahnya.

“Pp-….Ppany-ah..”

“Ppany-ah…..maaf-..maaf karena tidak ada disisimu. Aku benar-benar orang yang brengsek!!!”

Entah dia berpikir apa di kepalanya, Taeyeon memukul dirinya sendiri. Luka memar yang masih bersemurat merah dipipinya tidak membuatnya berhenti, malah semakin keras. Denyutan di perutnya pun ia acuhkan.

Ceklek

“siapa kau?”tanya seseorang yang baru saja masuk kedalam ruangan yang sama dengan Taeyeon

Merasa seseorang ada di belakangnya, Taeyeon menoleh. Ia melihat seorang pria tinggi dengan seorang anak kecil menggandeng tangannya. Justru dalam otaknya, dialah yang harusnya bertanya.

“kau siapa?”tanya Taeyeon tak kalah penasaran dengan orang yang sudah berada di hadapannya. Berdiri tepat di depan Taeyeon

“aku Kwon Yuri”

“Kwon? Yuri?”

“ya, aku suami Tiffany..”ujarnya

“kau bilang suami? Dan ini…”kalimat Taeyeon menggantung, ia tidak ingin dirinya menyadari anak kecil ini adalah anak mereka. Kenyataan itu akan sangat pahit untuk ia terima.

“ini Kwon Yoona, anak kami. Lalu siapa kau? Kenapa kau bisa mengenal istriku?”

“ak- aku Kim Taeyeon..”

“Kim? Taeyeon? aku rasa aku pernah mendengar namamu dari…….ah! kau kakak Kim Hyoyeon kan?!”

TBC

Wah!!! Wah!! Wah!! Gimana Nieh?? KWON YURI TERNYATA..

Berakhir dengan Yulti

COMMENT PLEASE..

20 thoughts on “THAT ONE PERSON YOU [2]”

  1. yaa, okeoke complicated.
    seru……………
    jinjja, sica tersakiti disini.
    taengsic bersatulah bersatuuuuu~~~~

  2. Ampun dah, sika bnr2 ngerendahin dirinya krna teyon. Gue bilang jga apa, taengsik brsatu pasti ada yg trsakiti slah satunya. Huhu

  3. Syukur deh ternyata fany udah nikah ama yul, malah udah punya anak satu kwon yoong. Bahagainya saya.
    semoga taeng mau seperti yulti. Dan mencintai sica, mengganti nama tiffany dihatinya dengan nama sica.

Jangan Malu-Malu... ♥